Minggu, 29 Januari 2012

Kuda Tomplok 98

(dari kiri ke kanan) Ojan, Toro, Mahen, Ilham, Ega. (/sumber: hp feby)
    Siang di Kamis itu nampaknya menjadi suatu moment yang cukup seru dan menarik, khususnya bagi warga kelas 98 (IX-achtly). Bagaimana tidak, pasalnya hampir setengah dari anak laki laki di kelas ini tengah asyik bermain "kuda tomplok" pada sela sela jam pelajaran kosong. Sedangkan anak perempuannya dengan penuh semangat dan antusias menyaksikannya sambil memberi dukungan untuk mereka yang tengah bertanding. Entah siapa yang pertama kali mencetuskan ide agar permainan ini diadakan. Tapi yang jelas semua terhibur dengan moment yang satu ini walaupun permainan semacam ini telah mencederai kaki salah seorang 'atlet' nya yang bernama Helmi, dan membuat sesak napas sejenak belasan orang lainnya. Berikut ulasan lengkap tentang kronologi jalannya permainan.



1. Pertama tama seluruh peserta harus memasuki arena pertandingan (gor) dalam keadaan sehat jasmani rohani. Kemudian seluruh peserta harus 'gambreng' untuk membagi mereka menjadi 2 kelompok dengan jumlah anggota sama. Lalu dilanjutkan dengan suit antar wakil kelompok.


2. Bagi kelompok yang kalah dalam suit tersebut, harus merelakan diri para anggotanya untuk dijadikan 'punggung kuda' seperti berikut:


3. Kemudian, satu persatu dari tim pemenang suit, lari dan loncat untuk dapat sampai ke 'punggung kuda'. Selama  di atas, anggota tubuh mereka tidak boleh ada yang menyentuh lantai sedikitpun. Bila iya, maka tim merekalah yang akan menjadi 'punggung kuda' nya. Sedang, para 'punggung kuda' harus mampu menahan beban yang ada di atas mereka dan tidak boleh jatuh/lepas. Jika hal itu terjadi, maka permainan diulangi dengan mereka yang tetap menjadi 'punggung kuda' nya.
                    

4. Anggota kedua, ketiga, dan seterusnya melakukan hal yang sama dengan apa yang anggota pertama lakukan. Peraturannya pun masih sama.
             
5. Jika semua anggota sudah lengkap berada di atas, anggota yang duduk di paling depan melakukan suit (lagi) dengan anggota tim lawan yang berdiri (tidak menjadi 'punggung kuda'). Jika mereka menang, mereka akan menjadi 'penunggang' lagi. Tapi jika kalah, mereka yang kan menjadi 'kuda tomplok' nya.

     Begitulah skenarionya...

    Dengan asyik, semua pun menyaksikannya dengan antusias. Semua ekspresi yang ada disana adalah ekspresi kegembiraan. Tak nampak ada gelauan diantaranya. 

        Dan berikut salah seorang teman yang setia duduk di samping saya dalam rangka menyaksikan pertandingan bersama dari awal hingga akhir:

Bagaimana? Tampak bahagia bukan?  


       Penasaran? Jadi, tunggu apalagi?  Segera coba dan saksikan!*








*kami tidak menanggung resiko apapun.
      
       











Tidak ada komentar:

Posting Komentar